Minggu, 24 Mei 2009

PEMIMPIN BALI IDEAL

Berkarakter Mulia, Berpikir Global dan Mampu Menjaga Kearifan Bali

Oleh: Ni Luh Arick Istriyanti

(Nominator terbaik lomba esai pemimpin harapan masa depan Mus. Rudana)

Bali memerlukan pemimpin yang ideal. Pemimpin yang mampu membawa perubahan menyeluruh. Pemimpin yang memahami kearifan lokal Bali serta memiliki visi mulia untuk menjaga dan mempertahankannya. Sejak dulu, sejumlah pemimpin besar telah lahir dari tanah Bali yang suci seperti, Cokorda Mantuk Dirana, I Gusti Ngurah Rai, Ida Pedanda Made Sidemen, Ida Bagus Mantra dan sejumlah pemimpin besar lainnya. Mereka telah berbuat dan berkarya demi tanah Bali, menunjukkan pengabdian dengan keunggulan kepemimpinannya. Keteladanan para pemimpin tersebut telah membius ribuan masyarakat Bali untuk berbuat bagi bangsa dan tanahnya. Namun belakangan, daya pengabdian, kesetian dan keagungan kepemimpinan seolah- olah makin surut dan semakin sedikitnya sosok yang pantas untuk diteladani.

Bertahun- tahun, Bali yang sebelumnya dikenal sebagai pulau yang amat damai, diselimuti keanekaragaman budaya lokal yang amat kental serta kearifan tradisi yang tetap dipertahankan menjadikan Pulau Bali memiliki kiprah yang amat dikagumi dunia, sampai saat ini Bali dijadikan tujuan wisata dunia yang. Tak luput juga beribu bangunan suci berdiri tegak yang memancarkan Taksu dan keagungan Bali yang penuh dengan harmonisasi dan spritualitas.

Namun di tengah eksisnya Bali sebagai tujuan dunia, kini tampak carut marut dan menemui berbagai masalah. Kerusakan alam, tingkat kriminalitas yang tinggi, kenakalan remaja, hingga gesekan antar banjar mencuat menjadi persoalan yang menodai keagungan dan kearifan manusia Bali. Salah satu sebab dari semua ini adalah minimnya figur pemimpin ideal yang memimpin Bali, baik dalam jajaran eksekutif maupun legislatif. John Maxwell mengatakan kepemimpinan adalah pengaruh. Pikiran, perkataan dan perbuatan seorang pemimpin akan mempengaruhi masyarakat dan lingkungannya. Seorang pemimpin yang efektif adalah mereka yang mampu memberikan pengaruh positif besar bagi masyarakat luas. Hanya mereka yang memiliki karakter kuat yang mampu memberikan pengaruh dan membawa perubahan itu.

.

Oleh sebab itu di tengah polemik kebudayaan, Bali tentunya sangat haus akan orang- orang yang mampu menjadi payung, pemimpin ideal pelindung Bali. Bali sangat mengharapkan pemimpin yang mampu memimpin Bali tetap menjadi Pulau yang agung dan tetap berlnadaskan adat, budaya, serta agama. Bali memiliki kekhasan dengan daerah- daerah lain di Indonesia sehingga memerlukan pemimpin yang berbeda. Pemimpin seperti apa yang menjadi harapan Bali? Pemimpin yang baik itu sudah pasti, namun baik dalam artian dapat memberikan ketertarikan tersendiri itu mungkin masih perlu dipertanyakan lagi. Bali ibarat kepribadian yang berbeda dengan daerah lain, dengan ciri khasnya yang amat berbeda, dengan karakter daerah yang berbeda, menjadikan sebagai satu isyarat Bali menginginkan pemimpin pelindung bali yang memiliki ciri khas dengan daya tarik tersendiri dan tentunya memilki karakter.

karakter merupakan hal yang yang sangat penting yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin sejati, selain pengetahuan dan manajemen kepemimpinan. Mengapa demikian? Seperti yang dinyatakan Padma Bhushan orang yang berkarakter adalah orang yang disiplin dari kesetiaan, kesiapan menerima tanggung jawab, keamanan untuk mengakui kesalahan, tidak mementingkan diri sendiri, bersahaja, rendah diri, mau berkorban bila diperlukan, dan percaya kepada Tuhan. Karakter inilah yang menjadi pondasi kuat guna membangun pengaruh untuk membawa perubahan. Siapapun pasti mengharapkan pemimpin yang mempunyai karakter yang sesuai dengan Bali, karena dengan memiliki pemimpin berkarakter yang sesuai dengan karakter Bali sudah pasti akan memberikan kesegaran yang amat berarti bagi Bali ke depannya. Namun, bagaimana keadaan pemimpin kita saat ini? Sudahkah berkarakter dan sesuai dengan daerah kita? Apabila pemimpin kita sudah mempunyai karakter sebagai pondasi mantap dalam memimpin Bali, tentu tidak akan banyak terjadi permasalahan- permasalahan yang berarti. Tetapi nyatanya, para pemimpin kita, yang semestinya membangun diri sebagai panutan dengan dasar karakter yang kuat, ternyata memanfaatkan kedudukan untuk memenuhi standar kehidupan. Arena kepemimpinan ibarat lahan nafkah bagi para pemimpin sehingga tak heran jika banyak para pemimpin kita tanpa berpikir panjang mengambil, menyelundupkan uang- uang rakyat demi kenikmatan hidupnya sendiri dan melakukan berbagai hal yang tidak pantas. Pemerintahan kepemimpinan kita dijadikan sebagai lawak bagi mereka- mereka yang tidak mempunyai pondasi kepemimpinan sejati, tetapi bersandiwara menjadikan diri pemimpin rakyat dengan melakukan korupsi disetiap kesempatan yang ada. Oleh sebab itu kita sangat memerlukan pemimpin yang berpengetahuan serta memiliki karakter sebagai pondasi kepemimpinannya. Sebab pemimpin yang berkarakter adalah pemimpin yang mempraktekkan nilai- nilai kemanusiaan. Bali sebagai daerah yang menjunjung nilai- nilai kemanusian yang amat tinggi berlandaskan agama, adat dan budaya, sangat mengharapkan pemimpin yang berkarakter yang mampu menjadikan Bali dan masyarakatnya menumbuhkan jiwa pengabdian demi kemajuan Bali. Ibarat membangun rumah, karakter adalah ponadsi utama dalam kepemimpinan sejati, dindingnya adalah manajemen dan atapnya adalah kepercayaan.

Pemimpin Bali pada intinya harus memiliki karakter mulia, sebab hal itu adalah penting dan utama. Selain karakter pemimpin sejati juga memiliki pengaruh yang besar untuk masyaraktnya. Untuk dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kepemimpinan ideal bagi seorang pemimpin yakni dapat memahami keadaaan dirinya sendiri, karena dengan memahami diri sendiri seorang pemimpin yang sesungguhnya akan dapat meletakkan kepentingan masyarakat di barisan utama. Sikap pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri atas suatu cita- cita dan pandangan dengan karakter serta pengetahuan sebagai dasar utama akan memiliki pemahaman dan kemampuan untuk bertahan dalam kepemimpinannya, menghadapi orang berbagai tingkat, memahami sifat- sifat manusia, menjaga hubungan serta komunkasi yang baik, memiliki gaya kepemimpinan dan mengetahui kepemimpinan dalam konteks global namun tetap bertindak lokal.

Terlebih dengan keberadaan Bali saat ini. Bali kini dihadapkan dalam sekat pembatas yang amat tipis terhadap pengaruh hegomoni global dengan adat tradisi yang harus dipertahankan. Untuk memadukan hal tersebut sangat diperlukan kebijaksanaan dalam memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan oleh Bali dalam mengiringi globalisasi namun tetap mempertahankan adat- istiadat, tradisi dan budaya. Jadi masyarakat sangat memerlukan pengaruh dari seorang pemimpin harapan Bali dengan suatu pemikiran dalam konteks global akan tetapi dapat bertindak lokal, serta bijaksana terhadap keaadaan yang terjadi.

Fakta yang dapat kita lihat pemimpin Bali saat ini sebagian besar berupaya untuk mencari keberadaan jati diri seorang pemimpin Bali yang ideal di masa kini. Hal tersebut memang harus terjadi karena untuk memperkuat kepemimpinan yang baik seorang pemimpin juga harus tahu bahwa pemimpin tidak hanya dilahirkan akan tetapi selalu membangun diri untuk memerkuat kepemimpinannnya. Maka dari itu, pemimpin tidak boleh berhenti untuk belajar mengetahui keaadaan daerah, masyarakatnya serta kepemimpinan global dan pengaruhnya. Apabila pemimpin Bali dapat bertindak seperti itu karakter akan semakin kuat dan pengaruh yang baik juga akan memberikan proses tatanan kehidupan yang baik pula pada masyarakat luas dan lingkungannya.

Pemimpin dengan pengaruh yang besar terhadap keberadaan budaya Bali juga harus memiliki kepercayaan yang kokoh baik kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada dirinya sendiri. Kepercayaan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Seperti yang diajarkan Svami Vivekananda yang mengulas Vedanta, bahwa manusia harus memiliki kepercayaan pada diri mereka terlebih dahulu, sebab dengan percaya kepada diri, berarti percaya Kepada Tuhan. Pemimpin yang baik dengan kepercaayaan yang tinggi akan memberikan pengaruh yang kuat bagi kepemimpinannya, karena percaya pada diri akan membantu kita dalam segala hal. Sebab dalam Vedanta dikatakan bahwa manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk bertindak, berbuat dan berkarya. Cinta pada diri sendiri berarti cinta pada segalamnya dan ini adalah kepercayaan agung yang akan membawa semua yang kita lakukan menjadi lebih baik. Pemimpin Bali dengan kepercayaan kuat dapat memberikan kekuatan besar bagi kepemimpinannya, serta akan memberi aroma segar bagi rakyat Bali untuk dapat berpikir maju dan menumbuhkan kepercayaan yang baik pada diri.

Bali masa kini memerlukan pemimpin yang mampu membawa perubahan untuk kemajuan Bali. Hanya pemimpin yang berkarakter dengan pengaruh baik dan dengan kepercayaan kuat yang dapat menjalankan tugas mulia ini. Masa depan Bali, kearifan Bali, kesucian Bali dan keagungan Bali akan terjaga manakala terlahir pemimpin ideal yang berkarakter mulia.

Tidak ada komentar: